Pulau Komodo
Pulau Komodo terletak di daerah Kepulauan Nusa Tenggara dan dikenal sebagai rumah bagi hewan purba yang besar yaitu komodo.
Sejarah Pulau ini mencakup keanekaragaman hayatinya dan perjalanan panjang yang juga melibatkan masyarakat lokal.
Mengutip dari Journal of Community Services, yaitu Ryan Sudrajat Permana Putra, (2022: 55),
Pulau ini ialah bagian dari Taman Nasional Komodo (TNK) yang memiliki luas lebih kurang 390 km persegi.
Sejarah Pulau Komodo
Sejarah Pulau ini mulai menarik perhatian global pada awal era abad ke-20.
Pada tahun 1910 seorang letnan Belanda bernama J.K.H. Van Steyn Hensbroek mendengar cerita tentang keberadaan hewan ini.
dirinya kemudian membunuh salah satu komodo dan membawa dokumentasinya ke Museum dan Kebun Raya Bogor untuk dianalisis.
Penelitian ini akhirnya mendorong ekspedisi lanjutan untuk mempelajari hewan unik satu ini.
Suku Ata Modo ialah kelompok masyarakat yang telah mendiami Pulau Komodo sejak zaman dahulu,
bahkan sebelum ini telah menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo.
Suku ini adalah sebuah kelompok minoritas dengan populasi sekitar 2000 orang.
Ata Modo memiliki banyak budaya termasuk dalam bahasa yang lengkap dengan sastra lisan untuk menyampaikan mitologinya.
Bahasa ini tetap terjaga dari pengaruh bahasa Manggarai di Flores maupun bahasa Bima di daerah Sumbawa.
Sebagian besar dalam anggota suku ini menganut agama Islam,
meskipun ada beberapa orang yang masih mempertahankan kepercayaan tradisional di sana.
Karena dengan semakin pesatnya perkembangan zaman budaya Ata Modo kini mulai terancam.

Terbentuknya Taman Pulau Komodo
Taman Nasional Komodo ini ialah kawasan konservasi yang didirikan berdasarkan Pengumuman Menteri Pertanian pada 6 Maret 1980.
taman ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia berkat keberadaan komodo, hewan endemik yang ikonik.
Kawasan taman ini memiliki area seluas 1.733 kilometer persegi meliputi daratan dan perairan di sekitarnya.
Pada era tahun 1991 Taman Nasional Komodo diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO berkat nilai ekologis dan biologis.
Demikianlah ini sebuah sejarah Pulau ini yang menjadi tempat tinggal hewan purba.
Dengan menjaga keseimbangan antara pelestarian dan juga pariwisata,
Pulau ini dapat terus menjadi rumah bagi hewan purba ini dan inspirasi bagi generasi yang akan datang.

BACA JUGA : Mariah Carey Biografi